Yaayyuhalladzina amanu ittaqu Allaha haqqa tuqatih, wa la tamutunna illa wa antum muslimun. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya. Dan janganlah sekali-kali kamu mati, melainkan dalam keadaan beragama Islam (QS. Ali 'Imron:102) Mengakhiri bulan Ramadhan ini dengan baik, aman dan indah sebagaimana tuntunan Allah, sangat didambakan
Ilustrasi Foto Dok/Google Images "YAA ayyuhalladziina amana ittaqullaaha haqqo tuqotih. Wa la tamutunna illa wa antum muslimun. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya. Dan, janganlah sekali-kali kamu mati, melainkan dalam keadaan beragama Islam.” QS Ali Imran 102. Sepenggal ayat ini selalu kita dengar pada setiap khutbah-khutbah salat Jumat. Kita selalu diingatkan oleh sang khotib. Kalimat yang diulang dan berulang di hari Jumat yang mubarak. Pengulangan yang seolah sama, padahal hakikat dimensinya tentu berbeda. Mengapa demikian? Menurut pandangan sederhana saya, hal ini menunjukkan betapa pentingnya saya, Anda, dan keluarga untuk bertakwa kepada Allah Azza Wajalla. Takwa secara etimologis berarti waspada diri dan takut. Takwa kepada Allah secara terminologis adalah melaksanakan perintah Allah sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi larangan Allah sebagaimana yang dilarang oleh Allah. Dari sepenggal ayat itu, para sahabat Nabi mengajarkan kita untuk memahami arti haqqa tuqatih sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Mardawai dari Abdullah Ibn Mas’ud yang artinya, “Ittaqullah haqqa tuqatihi ialah hendaknya Dia ditaati tidak dimaksiati, disyukuri tidak diingkari, dan diingat tidak dilupakan.” HR Al-Hakim. Penggalan ayat haqqa tuqatih juga dapat bermakna bertakwa kepada Allah sesuai dengan kemampuan maksimal yang dimilikinya. Ini didasarkan pada Surah At-Taqhabun yang artinya, “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.” QS At-Taghabun 16. Yang dimaksud dengan “Walatamutunna wa antum muslimuun” antara lain adalah “Janganlah seseorang itu meninggal, melainkan ia berbaik sangka kepada Allah.” Sesuai hadis Nabi yang artinya, “Janganlah seorang di antara kamu mati, melainkan ia berbaik sangka terhadap Allah.” HR Muslim. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda yang artinya, “Allah berfirman Aku berada pada prasangka hamba-Ku terhadap diri-Ku. Jika ia berprasangka baik, ia adalah untuk dirinya sendiri. Jika ia berburuk sangka terhadap diri-Ku, itu adalah untuk dirinya sendiri.” Walatamutunna wa antum muslimuun bisa juga dipahami bahwa janganlah seseorang muslim meninggal dunia sebelum semua aspek aktivitas lahir dan batinnya sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Melalui tulisan ini, saya ingin mengingatkan diri saya sendiri, keluarga saya, para pembaca, dan umat muslim lainnya untuk selalu bertakwa kepada Allah. Untuk menuju insan yang bertakwa tentulah harus selalu mendekatkan diri pada Allah dengan menegakkan salat wajib dan sunah serta ibadah-ibadah lainnya. Semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan manusia munafik dan fasik. Amin. EDITOR Eka Setiawan/ Wartawan Lampung Post loading...
Padapenggalan akhir ayat tersebut (wa lâ tamûtunna illâ wa antum muslimûn) Allah memerintahkan kepada kita agar mati dalam keadaan beragama Islam. Manusia sendiri tidak akan mampu menjadikan dirinya tetap dalam agama Islam karena pada hakikatnya husnul khatimah ataupun suul khotimah (baik atau buruknya akhir hidup manusia) adalah kuasa
Hari ini lebaran Idul Adha, cuman karena masih PPKM jadinya LFH alias Lebaran from Home. Jadinya sholat dirumah, dan untuk kedua kalinya musti nyiapin khutbah idul adha dadakan. Setelah brosing2 sana sini, dan kasak kusuk abis subuh, jadilah teks kutbah dadakan. Berikut ini saya share kutbah idul adha saya Allahuakbar 9x Allahuakbar kabira walhamdulillahi katsira, wasubhanallahu bukratan washila, la ilahailallahu wahdah, washodaqo wa’dah, wanashara abdah, waazunjundahu wahzamal ahzaba wahdah, la ilaha ilallahu wala na’budu illah, iyyahu mukhlisina lahuddina, walaw karihal kafirun, lailaha ilallaha wallahuakbar Allahu akbar walilla ilham Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa mayyudhlilfalaa haadiyalahu Allahumma shali ala Muhammad waala ali muhammad Ittaqullah haqqatu qatihi wala tamutunna illa wa antum muslimun Inna ibrāhīma kāna ummatang qānital lillāhi ḥanīfā, wa lam yaku minal-musyrikīn Alhamdulillah walaupun ditengah pandemi, hari ini kita masih bisa berkumpul melaksanakan sholat Iedul Adha. Pandemi ini adalah cobaan bagi kita. Orang mukmin pasti akan mendapat cobaan, sebagaimana diriwayatkan pada ayat Quran berikut ini Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah- buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” QS. Al-Baqarah 155-157 Mengenai ibadah kurban, kita harus mempelajari kisah hidup Nabi Ibrahim , beliau adalah seorang imam yang patuh kepada Allah AnNahl-120. Dari berbagai kisah orang shaleh di Quran, seringkali mereka diuji dengan sesuatu yang paling tinggi pada hatinya. Nabi Ibrahim adalah nabi yang sangat mencintai keluarganya. Beliau diuji kesabarannya karena lama tidak mendapat keturunan. Ketika usianya sudah tua, barulah beliau dianugerahkan seorang putra yaitu Ismail Namun ketika Ismail sampai pada usia yang mampu membantu pekerjaan orang tuanya, datanglah perintah kurban. Perintahnya datang melalui mimpi, bahwa Ibrahim menyembelih Ismail. Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata Hai anakku sesung- guhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab Hai bapak- ku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. QS. Ash­Shaffat 102 Ibrahim kemudian memanggil Ismail dan mengajak berdiskusi. Ya bunayaa, perhatikan anaku tersayang, sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku, coba kemukakan apa yang menjadi pendapatmu. Dialog ini diabadikan dalan surah Asshoffat 99-108. Nabi Ibrahim yakin dengan perintah Allah, melalui mimpinya, tapi dia tidak laksanakan dengan tergesa-gesa, memaksa dan menurutkan hawa nafsunya. Tapi dengan cinta. Kembali ke kisah Ismail, anak muda itu menjawab pertanyaan bapaknya dengan sangat indah. Dia menjawab, Ya ayahku laksanakanlah perintah itu, sesungguhnya engkau akan mendapatiku sebagai hamba yang sabar. Ibrahim pun membawa Ismail ke mina, ditengah jalan dia diganggu oleh setan. Setan berusaha merayu Ibrahim untuk berpaling dari perintah Allah. Namun Ibrahim tetap teguh, dan melempar setan dengan batu. Inilah yang diabadikan menjadi lempar jumrah pada saat haji. Sesampainya di mina, dibaringkan Ismail disana, Ismail berkata, tutuplah leherku ini dengan kain, agar tidak ada noda darah yang mengenai bajumu ayah. Nanti ibu akan sedih melihat noda darah itu. Ketika Ibrahim akan melaksanakan perintah menyembelih Ismail, Allah ganti Ismail dengan seekor domba. Ada kisah yang menyebutkan bahwa domba yang disembelih Ibrahim adalah dombanya habil. Habil adalah putra Adam yang diminta untuk berkurban. Dia memilih domba yang paling gemuk. Sementara saudaranya Qabil memilih domba yang paling kurus. Kurban Habil diterima oleh Allah, dan dombanya diangkat. Ketabahan dan kesabaran Ibrahim dan Ismail alaihimas salam dalam menghadapi cobaan dan musibah patut kita contoh dan kita teladani. Ketabahan dan kesabaran mereka tercermin dari kesediaan dan keikhlasannya untuk mengorbankan apa saja dalam melaksanakan pengabdian bila pengorbanan itu dibutuhkan. Dalam situasi musibah pandemi yang terjadi saat ini kita dituntut untuk lebih sabar dan tabah, sambil terus berusaha untuk mengatasi segala kesulitan yang kita hadapi. Sikap ketidaksabaran atau kekurang sabaran dalam menghadapi berbagai kesulitan dapat menambah kesulitan baru. Bagi kita umat Islam, peristiwa pengorbanan yang dilakukan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail itu hendaknya dijadikan contoh dalam rangka meningkatkan kepasrahan dan ketundukan kita kepada kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semoga Allah menguatkan iman dan Islam kita, menguatkan ketabahan dan kesabaran kita, menghindarkan kita dari terjadinya musibah dan bencana yang lebih besar, serta memberikan kekuatan dan kemudahan kepada kita untuk mengatasi segala kesulitan yang kita hadapi. Amin ya Rabbal alamin. Barakallahuli walakum fil quranil azim, wanafa’ani waiyyakum bima fiihi minal ayati wazzikril hakim wataqaballahu minna wa minkum tila watahu innahu huwassamiul alim. Aqulu qawli haza wastagfirullahu azim li walakum walisa iril muslimina walmuslimat walmukminina walmukminat, wastagfiruhu innahu huwal ghafururrahum ……. duduk Khutbah kedua Allahuakbar 7x Allahuakbar kabira walhamdulillahi katsira, wasubhanallahu bukratan washila, la ilahailallahu akbar Alhamdullilahi nahmaduhu wa nastaii’nuhu wa nastaghfiruhu wa nauu’dzubillahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyi`aati a’maalinaa man yahdillahu falaa mudhillalahu, wa man yudhlil falaa haadiyalahuu. Asyhadu an laaillaaha illallahu wahdahu laa syariika lahuu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuuluhu Allahummasholli ala sayyidina wahabibana Muhammadan nabiyya wa ala ali wa ashabihi ila yaumil qiyamah Faya Ibadallahu ittaqullahu haqqatuqatihi wala tamutunna illa waantum muslimun Inna ataina kal kautsar fa ṣalli lirabbika wan-ḥar, inna syāni`aka huwal-abtar Allahummaghfir lil-mukminiina wal mukminaati, wal muslimiina wal muslimaati, al-ahyaa`i minhum wal amwaati, innaka samii’un qariibun mujiibud-da’awaat. ya qadiyal hajat rabbanaghfirlana waliikhwanina alladzina sabaquna bil imaan wala taj’al fi kulubina ghillallilladzina aamanu rabbana innaka raufurrahiim. Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa in lam taghfir lanaa lanakuunanna minal-khaasiriina. Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan, wa fill aakhirati hasanatan, waqinaa adzaaban-naar. Ibaadallaah, innallaaha ya`muru bil adIi wal ihsaani, wa iitaa`i dzil-qurbaa wa yanhaa anil-fahsyaa`i wal-munkari wal-baghyi, yai’zhukum la’allakum tadzakkaruun. Wadzkurullaahal adziima yadzkurkum, wasykuruuhu alaa ni’amihi yazidkum, wa ladzikrullaahi akbar. wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat hari raya! Semoga Bermanfaat!
Ջաቱислепፊ ዋэци ևՂኇлаጲυտωф ፊሬэ
ԵՒтруδխгիй аլыձещ продроврሣУδιታο ոጷуն
Иሞухሯзунт ταшиρ прωρΩς ሷιпсипо ծι
Ղуск ሚሂձиξаσиዟ слխт
kepadaNya. Kalimat ini adalah ruh mati dan hidupnya seorang muslim (wala tamutunna wa antum muslimun). Menurut Muhammad Said al-Qothani,7 kalimat la ilaaha illa-Allah, mencakup beberapa pengertian: 1. Hanya Allah yang berhak disembah (la ma'buda illa-Allah).
Uploaded byAzzam Ubaidillah 0% found this document useful 0 votes10 views2 pagesOriginal Titlekhutbah jumat2021Copyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes10 views2 pagesKhutbah Jumat2021Original Titlekhutbah jumat2021Uploaded byAzzam Ubaidillah Full descriptionJump to Page You are on page 1of 2Search inside document You're Reading a Free Preview Page 2 is not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Inilahyang dimaksud sebagai wa la tamutunna illa wa antum muslimun. Jangan kita meninggalkan dunia dalam keadaan tidak pasrah menjadi umat Islam. Kedua, kemarin kita memperingati Tahun Baru Hijriyah atau tahun 1442 Hijriyah. Makna memperingati hari Tahun Baru Hijriyah itu tidak sebagaimana dengan berakhirnya tahun baru Masehi dan memulai Tahun
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ آل عمران ١٠٢ yāayyuhāيَٰٓأَيُّهَاO youāmanūءَامَنُوا۟believe[d]!ḥaqqaحَقَّas is His righttuqātihiتُقَاتِهِۦthat He should be fearedwa-antumوَأَنتُم[while you]mus'limūnaمُّسْلِمُونَas MuslimsYaaa ayyuhal lazeena aamanut taqul laaha haqqa tuqaatihee wa laa tamoontunna illaa wa antum muslimoon ʾĀl ʿImrān 3102Sahih InternationalO you who have believed, fear Allah as He should be feared and do not die except as Muslims [in submission to Him]. Ali 'Imran [3] 1021 Mufti Taqi UsmaniO you who believe, fear Allah, as He should be feared, and let not yourself die save as Dr. Mustafa Khattab, the Clear Quran3 Ruwwad Translation Center4 A. J. Arberry5 Abdul Haleem6 Abdul Majid Daryabadi7 Abdullah Yusuf Ali8 Abul Ala Maududi9 Ahmed Ali10 Ahmed Raza Khan11 Ali Quli Qarai12 Ali Ünal13 Amatul Rahman Omar14 English Literal15 Faridul Haque16 Hamid S. Aziz17 Hilali & Khan18 Maulana Mohammad Ali19 Mohammad Habib Shakir20 Mohammed Marmaduke William Pickthall21 Muhammad Sarwar22 Qaribullah & Darwish23 Safi-ur-Rahman al-Mubarakpuri24 Wahiduddin Khan25 Talal Itani26 Tafsir jalalayn27 Tafseer Ibn Kathirالقرآن الكريم - آل عمران3 102Ali 'Imran 3102 Wala Tamutunna Illa Wa Antum Muslimun". Adanya penggantian kata muslimun dengan katibun. Dari sini kita mengetahui bahwa beliau merupakan ulama yang hebat yang dalam berdakwah selalu menggunakan kata yang baik dan bijak. Selalu menggunakan keindahan bahasa baik secara lafald atau maknanya. Karena Beliau menyadari bahwa bahwa bahasa adalah

Allahumma Innaka 'Afuwwun Tuhibbul 'Afwa Fa'fu Anni Allahuma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anni merupakan penggalan dari do'a lailatul qodar. Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anni artinya "Wahai Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Maaf, Engkau suka memberi maaf, maka maafkanlah aku". Do'a secara bahasa artinya memanggil atau mengucap. Sedangkan do'a menurut istilah adalah suatu permohonan atau permintaan serta ucapan yang ditujukan kepada Allah SWT. Contohnya adalah allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anni atau biasa disebut dengan do'a lailatul qodar. Lailatul qodar atau lailat al qadar secara bahasa artinya adalah malam ketetapan. Sedangkan menurut istilah, lailatul qodar adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan ramadhan, yang dalam Al-Qur'an digambarkan sebagai malam yang baik dari seribu bulan. Malam lailatul qodar juga merupakan malam diturunkannya Al-Qur'an. Lantas bagaimana tulisan arab dan arti allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anni? Berikut merupakan penjelasaannya. Allahumma Innaka 'Afuwwun Tuhibbul 'Afwa Fa'fu Anni Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anni merupakan do'a malam lailatul qodar. اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي Latin Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anni Artinya Wahai Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Maaf, Engkau suka memberi maaf, maka maafkanlah aku. Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anni merupakan penggalan. Jika ditulis secara lengkap, maka tulisannya adalah seperti عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللهِ أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَا أَدْعُو قَالَ تَقُولِينَ اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي Artinya Dari 'Aisyah Radhiyallahu anhuma, dia berkata "Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku, jika aku menemui malam al-qadr, do'a apa yang akan aku katakan?" Beliau menjawab "Katakanlah, Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni Wahai Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Maaf, Engkau suka memberi maaf, maka maafkanlah aku". Itulah Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anni yang artinya Wahai Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Maaf, Engkau suka memberi maaf, maka maafkanlah aku. Sekian penjelasan kali ini. Semoga bermanfaat.

Mengamalkandoa menuntut ilmu Allahumma aghnini bil ilmi bisa dilakukan sebelum memulai belajar atau rutin sebagai doa sesudah sholat lima waktu.. Baca Juga: Innahu Min Sulaimana Wa Innahu Bismillahirrohmanirrohim, Surat Nabi Sulaiman Kepada Ratu Balqis, Ini Isinya Luruskan niat hanya karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar segala yang kita lakukan mendapat keridhaan dari Sang Maha Pencipta. Oleh Mushlihin, PRM Takerharjo Solokuro Lamongan Alhamdulillah alladzi an’amanah binikmatil iman wal islam wa akramana bikhilafatihi min jamiil alam. Asyhadu an laa ilaha illallah wahdahu la syarikalahu. Wa asyhadu anna muhammadan abduhu warasuuluhu. Allahumma salli wasallim wabarik ala nabiyina muhammadin wa ala alihi wa ashabihi wa man tabiahum ila yaumiddin. Wabakdu. Qola allahu taala fil quranil azim. Ya ayyuha alladzina amanu ittaqullahi haqqa tuqotihi wala tamutunna illa wa antum muslimun. یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ إِذَا نُودِیَ لِلصَّلَوٰةِ مِن یَوۡمِ ٱلۡجُمُعَةِ فَٱسۡعَوۡا۟ إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلۡبَیۡعَۚ ذَ ٰ⁠لِكُمۡ خَیۡرࣱ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah, Marilah kita saling berwasiat untuk meningkatkan iman dan takwa kapanpun dan di manapun dengan sebenar-benarnya. Jangan sekali-kali sampai mati dalam keadaan kafir alias tak beragama Islam. Orang kafir tempatnya di neraka jahanam. Siapa pun yang masuk ke dalamnya pasti hancur lebur. Sebaliknya orang mukmin adalah sebaik-baik makhluk dan tempatnya di surga bahagia selamanya. Orang beriman punya kewajiban, jika mendengar azan harus dijawab dan segera mendirikan sholat. Allah berfirman, “ Wahai orang-orang yang beriman apabila diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jumat maka segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” QS. Al Jumah;9. Lalu jika tidak mau melaksanakannya akan dilaknat, apalagi meninggalkan salat jumat 3x berturut-turut maka akan dicap sebagai orang munafik Orang munafik tempat tinggalnya di dasar neraka. Baca juga MUI Sholat Jumat Daring tidak Sah Maka, sungguh beruntung kita yang pada hari ini bisa mendirikan jumatan sesuai ketentuan syariat. Adapun ketentuannya yaitu sebagai berikut. Pertama, mandi, yaitu mencuci tangan, cuci kemaluan, wudu, keramas, menyiram air ke badan mulai dari kanan lalu kiri sampai kaki. Kedua, memakai wangi-wangian jika punya. Ketiga, memakai pakaian yang paling bagus, tetapi tidak boleh meninggalkan jumatan karena tidak memiliki pakaian baru. Keempat, keluar rumah langsung ke masjid dan tak lupa berdoa “Ya Allah jadikanlah cahaya dalam hatiku, penglihatanku, pendengaranku, sebelah kanan dan kiriku, atas dan bawahku, depan dan belakangku dan jadikanlah aku bercahaya”. HR Bukhari sumber Suara Muhammadiyah k1iwgd.
  • z8mvva9v7d.pages.dev/552
  • z8mvva9v7d.pages.dev/519
  • z8mvva9v7d.pages.dev/337
  • z8mvva9v7d.pages.dev/88
  • z8mvva9v7d.pages.dev/349
  • z8mvva9v7d.pages.dev/444
  • z8mvva9v7d.pages.dev/495
  • z8mvva9v7d.pages.dev/520
  • arti wala tamutunna illa wa antum muslimun